Selasa, 25 Mei 2010

jangan marah jangan menyerah :)

"Bangun sayang, bangun... bangun!”teriak ocha (bukan nama sebenarnya) sambil menangis, begitu mendapati buah hati ketiganya terdiam kaku tidak bernyawa di Ruang Anak RSUD dr Bandung, jawa barat, Jum'at (2/8) tepat pukul 06.20 WIB.


Bagai mimpi buruk. Ocha melihat CN yang masih berumur 2 tahun 11 bulan tiba-tiba diam di pangkuannya. Keganjilan itu sempat tidak ia terima. Berulang kali tubuh mungil yang terasa dingin itu ia gerak-gerakkan demi memastikan.


Tapi lima menit lebih ia berusaha membangunkan CN, tanpa hasil. Hingga akhirnya lama setelah berlalu, datang seorang perawat yang mendengar suara tangisan Ocha untuk memeriksa. Hingga kabar tidak enak itu datang mengatakan kalau anaknya sudah tidak bernyawa.


Sontak, Ocha histeris sembari memeluk erat tubuh dingin CN yang diam tidak ingin ia lepas walau sekadar diletakkan di atas tempat tidur pasien. "Saat itu aku ingin terus menggendongnya hingga sampai rumah," kenangnya saat Global mendatangi rumah duka.


Sebelum kepergian CN untuk selama-lamanya, Ocha bercerita, puteranya itu sempat mengalami sesak napas pada Jumat (31/7) sekitar pukul 15.05 WIB. Syukurnya, dokter cepat mengambil penanganan dengan memasang alat bantu napas oksigen.


Tapi, alat yang terpasang di hidung CN , ternyata membuatnya tidak kerasan, dan lepas. Ocha pun langsung meminta perawat untuk memasang lagi. Hanya saja tidak terpasang kembali hingga pukul 02.00 dini hari, CN kembali mengalami keanehan. "Nggak tau kenapa dia, tiba-tiba saja jam dua pagi terbangun dan matanya terus melihat ke atas. Kucoba panggil perawat, tapi tidak ada satupun yang datang," ungkapnya.


Hingga pukul 03.00 dini hari, ternyata kondisi CN kian parah. Ia mengalami batuk disertai sesak napas hingga terdengar tiap kali tarikan napasnya. Lantas perawatpun langsung datang untuk memasang alat bantu napas ke hidung Jh.


"Dipasang oksigen hidungnya. Saat itu agak lumayan memang keadaannya dan bisa tidur," terangnya.
Dan di pukul 05. 07 WIB, Jh terbangun meminta minum ke Ocha dengan isyarat mengelus-elus dagu ibunya. Tapi, perawat tidak mengijinkan bila diberikan minum. WalauCN terus meraung meminta karena haus, "Nggak diperbolehkan dikasi minum anakku, katanya puasa. Ya nurut sajalah," katanya.


Tragisnya, tepat pukul 06.20 WIB, di atas pangkuan Ocha, tiba-tiba CNdiam tanpa nyawa. "Kurasakan tubuhnya dingin, dan diam. Aku berteriak minta tolong tapi nggak ada satupun yang datang cepat melihat anakku, dan terus menggoyang-goyang badannya, tapi juga tidak bangun ia," ungkapnya menangis.


"Kali ini giliran CN, tinggal aku dan anakku satu-satunya LS yang masih berumur 3 tahun 11 bulan. Dan sudah dua anakku yang meninggal. Aku nggak mau kehilangan anak untuk ke tiga kalinya. Walau tentu semuanya akan meninggal menunggu giliran," tandasnya kembali.


Ocha adalah wanita janda anak tiga penderita AIDS. Sang suami lebih dulu meninggal disusul anak pertama dan ketiganya CN.Ocha dan dua anaknya tersebut dirawat di RSU di bandung 19 Mei lalu. Selama perawatan, obat Anti Retro Viral (ARV) masih dikonsumsi Ocha dan LS. SedangkanCN, hingga satu bulan lebih dirawat di rumah sakit, tidak diketahui alasannya belum juga diberikan konsumsi ARV hingga meninggal.


dari kisah ini kita dapat mengambil hikmah , bahwa meskipun cobaan seberat apapun kita harus bisa sabar dan tabah menghadapinya . Jangan marah kepada yg kuasa dan jangan menyerah untuk menjalani hidup ini :))

4 komentar:

  1. Tragis sekali yang dialami ibu 3 anak itu, satu persatu orang-orang yang dicintainya harus meninggalkan dia untuk selamanya karena aids yang dideritanya. Kasihan sekali anak usia 2 tahun tak berdosa harus menderita seperti itu. Secara lahiriah memang kasihan degan anak tersebut, tetapi sebetulnya Allah telah menyayagi dia dengan mengangkatya dari penderitaan dan pastilah anak tersebut masuk surga. Bagaimana dengan ibunya ? kalau penderitaannya ini akibat ulahnya sendiri yang sebelumnya terjerumus seks bebas dan narkoba, birlah dia harus merasakannya siskaan dari Allah. Dari cerita ini apa hikmah yang bisa Anda ambil ? Berikan komentarnya !

    BalasHapus
  2. makanya kita harus setia pada satu pasangan untuk menghindari penyakit tersebut. Tapi bukan berarti kita noleh melakukan hubungan seks sebelum menikah.

    BalasHapus
  3. menurut kami, anak tersebut meninggal dikarenakan terkena penyakit AIDS.
    hal ini diperkuat dengan sang mama yang positif terkena AIDS, yang beberapa waktu sebelumnya sang ayah juga kakak pertamanya meninggal gara-gara penyakit AIDS.
    dari artikel ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa jangan sesekali kita berganti-ganti pasangan atau juga menggunakan obat-obatan terlarang khususnya menggunaka suntikan secara bergantian.

    BalasHapus